Perjalanan menuju Self Love

Setiap manusia pasti pernah merasakan dimana diri merasa insecure, minder, down, dan berbagai macam perasaan negatif dalam diri, gak kecuali gue.
Kali ini gue mau cerita tentang perjalanan menuju self love yang pernah gue lakukan belakangan ini. Btw, gue nulis ini ditemani oleh iringan ost Full House, tahu kan ya kalian sama Drama Korea yang satu ini? Ah, asli gue nonton itu jaman masih sekolah di SMP kayaknya gegara ngeliat encing gue doyan drama korea, btw makasih loh cing udah nularin Nanda suka Drama Korea sama Film India jadul wkwk.

Kembali ke topik.

Perjalanan menuju Self Love itu gak mudah buat gue, bahkan sampai saat ini gue masih jatuh bangun agar benar-benar bisa self love secara utuh.
Sebelumnya gue udah pernah nulis, self love yang gue maksud dan pengin gue terapin ke dalam diri gue itu berarti mencintai diri gue sendiri dengan utuh, tanpa syarat, tanpa kecuali.

Awal gue merasa kalau self love itu penting di akhir tahun 2018. Telat banget kan, ya? Iya, baru diusia 22 gue sadar bahwa Self Love itu penting untuk gue terapin ke dalam diri gue.
Gue sadar, ternyata mencintai diri itu gak mudah. Kalau sebelumnya yang ada di kepala gue mencintai cuma sebatas perasaan suka, rasa sayang yang dalam kepada orang lain, kini gue sadar, bahwa mencintai itu gak akan lengkap kalau kita belum mencintai diri sendiri.

Seperti yang pernah gue denger atau gue baca, mencintai diri sendiri lebih dulu baru mencintai orang lain. Dan, gue berpikir bahwa kalimat ini benar adanya. Toh, bagaimana mungkin kita mau mencintai orang lain kalau kita belum mencintai diri sendiri. 

Ada beberapa hal yang pernah gue dapet dari video ataupun artikel tentang Self Love ini. Dan, ada beberapa pula yang pernah gue terapin ke dalam diri gue.

Hm, biarkan diri gue mengembara ke masa-masa lalu yang pernah gue lewati, sebelum nanti gue menuliskannya, ya.

Kala itu, dipenghujung tahun, eh apa tepatnya pertengahan tahun ya, ya setelah gue ultah, gue baru sadar bahwa gue belum mencintai diri gue dan menerima diri gue sendiri secara utuh.
Satu hal yang ngebuat gue sadar ialah karena gue gak menemukan kebahagian dan kepuasan terhadap diri gue sendiri. Akhirnya, gue mencoba untuk memberanikan diri untuk bisa mengikuti apa yang gue pengin dan gue mau. Gue coba untuk keluar dari ekspektasi yang mungkin orang lain letakan buat gue.

Gue mencoba untuk berpenampilan sesuai apa yang gue mau. Ya, ini awal mula gue mencoba untuk self love, yaitu mengikuti apa yang diri gue mau. Gue berpakaian sesuai apa yang gue mau, apa yang membuat gue nyaman. Gue gak lagi berpenampilan biar gue dilihat dan dinilai baik. Waktu itu salah satu pemikiran gue adalah, berpakaian yang seperti itu ialah pertanda orang yang baik, dan orang yang baik akan dapat yang baik, berarti dengan berpakaian yang seperti itu nantinya gue akan bertemu dengan orang baik. 
Oke, gue yang sekarang gak lagi setuju dengan pemikiran gue yang lama. Karena gue sadar pakaian bukanlah ketentuan baik/buruknya manusia.
So, gue bertanya kepada diri gue, dan gue menemukan diri gue yang sekarang ialah yang diri gue mau.

Setelah itu, gue mencoba untuk keluar dari lingkar yang hati gue gak mau disana gue berada. Entah gue yang terlalu perasa atau gimana, kala itu gue pernah merasakan ketidaknyamanan ketika gue berada di satu lingkungan. Gue merasa kalau disana gue gak diterima secara utuh. Gue merasa penerimaan yang gue dapat itu bersyarat, karena gue begini, karena gue begitu. Setelah gue nangis-nangisan, menghindari situasi ini itu, gue memberanikan diri untuk keluar dari zona itu. Gue sadar yang gue butuhin bukan cuma itu. Ya, keluar dari zona yang sebenarnya membuat gue dikasih kesempatan buat belajar ini itu sulit. Tapi gue berpikir itu harus. Demi terciptanya Self Love dalam diri gue. Dan, untuk zona yang pernah memberikan gue banyak pembelajaran dan pengalaman, terima kasih atas semuanya. Gue gak pernah menduga bakal ada perjalanan dimana gue melewati jalan itu.

Setelah itu, gue mencoba untuk menemukan apa yang membuat diri gue bahagia. Mungkin ini bisa masuk ke dalam self care yang gue lakuin kali ya. Gue mulai menyukai make up. Awalnya sih cuma sekadar bb cream wardah dan lipstik wardah, terus lama kelamaan gue jadi mulai melirik perangkat make up yang lain. Dan, inilah yang masih gue pertahanin sekarang. Gue memoles wajah gue dengan make up kalau gue lagi pengin make up; entah itu keluar jalan bareng teman, ke rumah saudara, maupun ke suatu tempat yang cukup jauh dari rumah. Gue merasa lebih percaya diri dengan sapuan make up. Ya, kalau dulu gue paling males sama yang namanya make up, sekarang gue menyukainya. Kalau dulu gue berpikir make up itu dilarang, tapi gue sekarang berpikir itu sah-sah aja, toh gue ber make-up buat diri gue sendiri, bukan buat orang lain. Dan ber-make up ngebuat perasaan gue lebih bahagia karena gue gak keliatan kucel dan pucat banget.

Ada hal lain yang baru beberapa hari ini gue lakuin, yaitu nge-hide orang-orang yang membuat diri gue merasa insecure. Sebenarnya mereka gak salah tapi gue aja yang lagi belum siap untuk melihat itu. Asli baru-baru ini gue jadi makin merasa insecure karena faktor luar, yaitu melihat orang-orang di sekitar gue yang udah mulai pada lanjut ke fase hidup berikutnya. Mungkin ini fase Quarter Life Crisis nya gue kali ya. Ya. Gue lagi ada di fase Quarter Life Crisis, dimana gue lagi merasa gamang, bimbang dan bingung sama diri gue sendiri. Terlebih gue lagi banyak banget membandingi diri gue dengan yang lain. Gue sadar ini gak baik, ini gak sehat, makanya, gue mencoba untuk menghide orang-orang yang gak ingin gue lihat dan cuma membiarkan diri gue melihat apa yang ingin gue lihat. Maafkan ya, untuk sementara kalian gue hide, kalian gak salah, cuma gue yang lagi over unconfident. 

Selain itu, gue lagi nyoba untuk nontonin, atau bacain hal-hal yang berkaitan sama apa yang gue rasain. Gue berpikir dengan cara ini gue lebih bisa menyadari apa yang gue butuhkan dan nantinya gue bisa mencoba untuk mengaplilkasikannya ke dalam diri gue agar gue bisa jadi pribadi yang lebih baik dari diri gue yang sebelumnya.

Mungkin segitu dulu kali ya yang gue tulis dalam celoteh jemari gue. Dan PR gue sekarang ialah mencoba untuk berdialog dengan diri gue lagi, terlebih mengenai Quarter Life Crisis yang lagi gue hadapi saat ini.

Kalau kalian gimana? Apa yang kalian lakuin untuk bisa mengimplementasikan Self Love dalam diri kalian?

Komentar

Postingan Populer