Rembulan 2 Malam

Dua malam terakhir ini aku melihat bulan sedang berderang menyinari bumi. Terlihat anggun dengan cahaya yang berhasil diserapnya kemudian dengan manisnya ia salurkan cahaya itu kepada semesta.
Ah, indah sekali bukan? Menyerap kemudian menyalurkan. Hakikat yang mungkin tak bisa dipisahkan.
Seperti halnya dengan belajar. Kita mengambil manfaat dari dia yang mengajari, kemudian dibagikan kembali kepada orang lain. Entah dalam bentuk apapun, karena yang aku tahu setiap orang punya cara sendiri dalam menyampaikan. Intinya menyerap kemudian menyalurkan bagiku hal yang tidak bisa dipisahkan, begitupun sebaliknya. Ada kalanya aku menyerap sesuatu ketika aku sedang menyampaikan, entah menyampaikan keluh kesah, bahagia, ataupun sedikit kisah yang sedang aku jalani.
Aku senang mendengar nasihat lembut dari siapapun yang aku kehendaki. Karena pada dasarnya hati lebih bisa memilih bukan? Memilih mana yang akan didengar, mana yang akan dibaca, dan mana yang akan dilihat.
Ah, rumit memang jika terlalu melibatkan hati. Rasanya akan selalu menjadi pemilih. Padahal harusnya semua nasihat bisa aku dengar, baca, lihat dan pahami.
Mungkin yang aku dilakukan adalah gunakan hati dan akal secara seimbang. Agar tidak ada yang mendominasi. Agar semua dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 13 Maret 2017

Komentar

Postingan Populer