PUISI: MALAM

Malam terasa indah bila ditemani rembulan.
Dikelililngi gemintang.
Dan diiringi oleh nyanyian pena.
Menyatu menjadi kesatuan yang utuh.
Malam kan terasa indah bila aku dengan leluasanya dapat menatap rembulan yang tersenyum cerah diketinggian sana. Menghitung asal gemintang yang selalu memikat dengan keliaunya.
Cahaya redup dan temaram yang kau miliki tak kalah indah dengan sang matahari.
Tak kalah mengaggumkan dengan fajar juga senja.
Malam, waktumu sangat singkat.
Sesingkat aku ingin melupakan penat itu.
Sesingkat air yang menitik di pelupuk mataku.
Malam, waktumu sangat singkat.
Keterbatasan waktu antara kita kadangkala tak aku manfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Terkadang, egoku melambung lebih tinggi untuk menghabiskan malamku dengan memejamkan mata lebih dulu, lebih lama dan tak ingin diganggu.
Malam, harusnya aku menggunakan waktuku dengan lebih baik.
Menggunakan waktuku untuk menatapmu lebih lama.
Menggunakan waktu untuk bercengrama denganmu lebih sering.
Sampai jumpa lagi langit malamku.
Semoga kita bertemu lagi.
Dan aku bisa menjamu malamku dengan lebih baik.
Lebih indah.

Jakarta, 5 Maret 2017

Komentar

Postingan Populer