Tentang Rindu yang Tak Selalu Terucap

Apa yang terlintas dalam benakmu jika mendengar kata rindu? Adakah terbayang pada wajah kekasih? Pada ingatan tentang mantan? Pada orangtuamu yang jauh di sana? Pada hobi yang mulai terlupakan? Pada binatang peliharaan yang telah pergi? Atau pada apapun yang pernah atau mungkin sedang menghuni ruang hatimu. 

Rindu. Kata yang mungkin sering bertebaran, entah pada dua sejoli yang sedang dimabuk asmara. Pada dua orang yang telah berpisah. Pada orangtua di tanah kelahiran. Ataupun pada diri sendiri yang semakin tak menentu arah. Siapapun pasti pernah merasakannya. 

Rindu. Masih menjadi kata yang sering memenuhi ruang di hatimu. Dan rindu, mungkin masih saja menjadi hal yang terus kau usir dan kau tepis keberadaannya. Padahal, rindu juga sebuah rasa yang mesti mendapatkan validasi, setidaknya jika tak kau ucap, kau mengakui kau memilikinya.

Terkadang rindu pun tak lantas harus disampaikan. Yap, terlebih jika kau hanya mendapat pengabaian ketika menyampaikannya. Daripada kau terluka dengan respon yang tak menghiraukan, lebih baik kau validasi, kau akui tapi cukup hanya sampai pada dirimu. 

Namun, memang tak semua pandai mengungkap rindu. Rindu yang tak terucap seringkali hinggap dalam ruang-ruang dihati. Semisal, kekasihmu yang memiliki sifat tak pandai dalam menyuarakan kata dan nada cinta, tak berujar rindu bukan berarti dia tak rindu, hanya saja ia menyampaikan dengan caranya sendiri. Seperti menjemputmu ketika kau hendak pulang kerja, menelponmu sebelum memulai aktivitas, atau mengirimmu pesan menghantar tidur. Ada berbagai cara dalam menyuarakan rindu. Tak perlu berkecil hati jika kekasihmu jarang menghujanimu dengan pernyataan rindu, perhatikan saja bagaimana ia memperlakukanmu, maka kau pun kelak bisa merasakannya, adakah rindu itu untukmu :)


Komentar

Postingan Populer