Meluruhkan Sedikit Resah

Entah ini kali berapa gue kembali tersadarkan dengan pepatah "Menyesal itu memang selalu di belakang."

Dan entah kali keberapa gue menyesal atas apa yang udah gue lakuin. Ya! Gue baru menyadari sifat gue yang meledak-ledak, moodyan, bikin gue gak lagi berpikir secara logis, cenderung impulsif dan emosional.

Sebenernya gue gak tahu pasti, apa yang gue pilih ini udah bener apa yang hati gue mau, atau mungkin hasil pemikiran gue yang mencoba memenangkan ego gue. Ya, gue akui gue juga cenderung egois, lebih memikirkan diri gue sendiri. Namun, menurut gue ini adalah salah satu cara gue menjaga diri gue. Ya, menjaga diri gue dari kemungkinan-kemungkinan yang nantinya akan menyakiti diri gue semakin dalam.

Seketika benak gue dipenuhi oleh pertanyaan dan pernyataan bahwa apa yang gue lakuin ini udah bener atau belum, dan sepertinya gue memang menyesali keputusan gue, walaupun di sisi gue membenarkan apa keputusan gue. 

Ah sebentar, ini lagu di youtube kenapa nge pas banget, seakan alam membantu gue menjawab apa yang gue pikirkan secara gak langsung. Lagu samsom yang judulnya "Bukan Diriku" saat ini lagi terputar dengan sendu, dan seketika jiwa-jiwa rapuhku tersentuh. Ya, walau kumasih mencintaimu, kuharus merelakanmu. Lirik itu seakan mewakili alam untuk menyadarkan gue kalau gue harus merelakannya.

Oke, kembali ke celotehan otak gue yang sedang berusaha diterjemahkan oleh jemari. Sejak kejadian itu, perasaan gue jadi gak menentu lagi. Ah, gak tau, bingung. Serba salah kayak Raisa.
Padahal, sebelumnya gue lagi kesel, ya, kesel karena ada pembahasan yang gak gue suka, dan seketika bikin gue jadi bete. Bete dengan seseorang yang dia sebut dan bawa dalam pembahasan, sebel dengan pernyataan yang dibuat sama orang tersebut, sebut saja Mawar. Iya, Mawar ini seketika bikin gue bete dengan Statement hoax-nya. Dan karena statement hoax nya itu merembet dengan kekesalan gua pada orang yang menyampaikan pesan itu, sebut saja dia X. Gara-gara si Mawar, gue sampai berpikiran gak mau lagi ada komunikasi sama X, gak mau ketemu karena gue takut dengan komunikasi dan pertemuan yang masih terjalin bakal bikin rasa yang mungkin sudah sirna kembali tumbuh. Namun, entah kenapa di hari H gue yang semula mau ngebatalin malah tetep ngejadiin acara itu, dan ah bener aja apa yang gue takutin terjadi. Gue jadi merasa kehilangan dia disaat dia gak seintens dulu komunikasi sama gue. Gue jadi nyesel udah sempet bersikap dingin. Gue juga menyesal karena sempat membohongi perasaan gue perihal dulu yang masih mengaguminya, tapi ego gue terus menerus menepisnya.

Gue merasakan kehilangan sosok teman yang biasanya ada bersama gue. Gue merasakan perasaan tidak suka saat dia membahas perihal di masa lalu. Entah mengapa gue merasa kayak cemburu, tapi di sisi lain otak gue semakin kuat memerintah kalau gue harus benar-benar menyelesaikan semua rasa padanya, menghilangkan segala rasa untuknya, dan hanya menjadikannya kisah yang sudah usai. 

Hmm. Entah, gue lagi bener-bener belum paham sama perasaan gue, karena saat ini gue masih berusaha untuk menyelesaikan  urusan hati gue satu per satu.

Sebenarnya ketika bersama dia pun gue membicarakan yang lain, ya seseorang yang juga berasal dari masa lalu. Sebut aja dia Y.
 Gue menanyakan orang tersebut sama si X. Sebenernya gue sadar sih gue nanyain tentang orang itu ke X juga percuma, orang itu udah bener-bener jauh dari gue. Hm, walaupun sebenernya gue masih kepikiran sosok dia gue juga harus lupain dia. Gue harus membiasakan diri agar bisa lupa sama dia, sama kayak dulu gue bisa lupa sama X. Sebenernya dulu yang bikin gue lupa sama X juga karena X ini udah punya pacar, walaupun saat ini dia lagi break sama pacarnya, tapi gak menutup kemungkinan dia juga udah punya gebetan baru di luar sana. Dan hal itu yang menguatkan gue buat lupa sama X dan hal itu dulu  berpengaruh di gue. Walaupun sekarang hati gue sedikit goyah. Ah udahlah gak jelas, dasar aku, labil!.
Perihal rasa untuk Y, gue juga harus segera menuntaskannya, gue harus merelakannya biar hati gue lebih lega, karena gak di sesaki sama orang yang bisa jadi bukan takdir gue. Kalaupun memang ditakdirkan pasti didekatkan, kalaupun tidak semoga dimudahkan untuk merelakan dan segera dipertemukan dengan dia yang memang sudah ditakdirkan untukku.

Komentar

Postingan Populer