Setelah Tiada

"Aku tidak pernah menyangka akan secepat ini kehilangannya"

Setelah tiada, segalanya tak lagi sama. 
Seperti hari yang menjadi gelap setelah mentari tiada. 
Aku tidak menyangka akan secepat ini kembali bertemu dengan sebuah rasa yang amat menyesakkan; kehilangan.

Sebelumnya aku pernah merasa kehilangan yang bagiku paling mengguncang, tepatnya tiga tahun lalu, walau ia tak pergi selamanya. Kehilangan seseorang yang paling berpengaruh bagi hidupku, hal itu yang sempat membuatku berpikir bahwa hidupku memprihatinkan, membuatku semakin tidak percaya diri, membenci diri sendiri dan mungkin sempat membenci orang lain. Ya, sejak saat itu, rasa tidak percaya diri semakin menguasaiku.

Kehilangan demi kehilangan yang aku rasakan membuatku belajar. Kembali mengingat pada sebuah nasihat bahwa segala yang ada di dunia tidaklah abadi. Segala sesuatu mempunyai masanya masing-masing. 

Ya, tidak mudah memang untuk kembali tersenyum setelah kehilangan itu datang. Namun, perlahan senyum itu kan kembali merekah. Seiring dengan adanya kerelaan di hati. Kini, aku kembali harus belajar, untuk bisa mencinta dengan cara merelakan. Ya, seperti yang pernah kupikirkan, bahwa merelakan ialah bagian dari bentuk mencinta. 

Teruntuk diri, yang masih butuh pemulihan setelah berjumpa dengan kepergian seseorang yang amat mencintai dan kau cintai. Bersabarlah. Tuhan lebih sayang kepadanya. Tuhan tak ingin membiarkan ia semakin berlarut dengan kejamnya dunia. Tuhan ingin ia kembali ke sisi-Nya. Sebab, Dia lah sebaik-baiknya tempat kembali. 

Hari ini, tepat ketika 4 hari setelah Engkong(red:Kakek) tiada. Aku masih merasa tidak percaya. Segalanya begitu tiba-tiba. Bahkan aku sempat menceritakan sang kakek kepada teman-temanku. Namun tidak lama kemudian kabar itu datang. Aku tidak percaya. Namun ternyata benar begitu adanya.

Tuhan. Tolong jaga dirinya di sana. Tempatkan dia di sisi terbaik-Mu. Dan tabahkan hati kami yang didahuluinya untuk menghadap-Mu. 
Dan, Tuhan, tolong juga jaga dirinya. Sang wanita yang pernah dengan sabar mendidikku. Walau aku tak tahu dia dimana. Semoga ia selalu dalam lindunganMu.

Bersabarlah wahai diri. Sebab. Ia tidak benar-benar pergi. Ia kan selalu ada. Dalam hati, doa, dan ingatan.

Salam,
dariku yang sempat merasakan kehilangan dan ingin belajar merelakan

Komentar

Postingan Populer