Belajar dari Mendengar

Mendengar cerita orang lain adalah hal yang aku gemari sejak dulu. Terlebih saat ini aku sedang menempuh pendidikan di Progam Studi Bimbingan dan Konseling. Mendengar setidaknya adalah hal sehari-hari yang kulakukan. Hari ini, aku mendapatkan pembelajaran dari mendengar. Ini adalah kisah tentang seorang teman dekatku, teman satu lingkaran cinta atau teman mentoringku. Sebut saja dia Akhwat Tangguh. Akhwat tangguh adalah seorang muslimah yang tangguh dan sederhana. Dengan segala kekurangan yang ada ia menjalani kehidupannya dengan sabar. Hidup pas-pasan bukanlah halangan untuk berkarya.Aku merasa malu rasanya ketika mendengar kehidupan yang tengah dijalaninya. Ia terbiasa hidup nomaden, karena ia tinggal di rumah kontrakan. Sekilas membayangkan hidup sepertinya aku merasa apakah bisa? Apakah sanggup? Hidup serumah dengan rumah kontrakan yang tidak luas dan menjalankan segala kegiatan di dalam satu ruangan. Masak, tidur, makan dikerjakan dalam satu ruangan. Mandi, mencuci dan berwudhu di kamar mandi yang digunakan bersama oleh 20 kepala keluarga dalam kontrakan tersebut. Tapi, itu bukan masalah baginya. Malah, ia menggunakan rumahnya tersebut menjadi tempatnya mengajar bimbel anak-anak disekitarnya. Ia juga ingin mengajak mereka agar mempunyai semangat dalam melanjutkan pendidikan. Mempunyai penghasilan dari sana untuk membantu orang tua menghidupi keluarga.Aku tertampar mendengar ceritanya. Aku merasa aku masih kurang bersyukur. Aku malu. Ingin rasanya seperti dirinya. Menebar manfaat kepada sesama. Memperoleh penghasilan dari jerih payah sendiri. Semoga setelah ini, aku bisa menjadi lebih bersyukur dan semangat menebar manfaat pada sekitar. Khususnya dalam bidang pendidikan, yang memang sejak dulu aku idamkan.

Komentar

Postingan Populer