Hello Oktober
Hello Oktober
Hello,
Oktober! Duh, kayaknya gue terlalu telat untuk menyapa Oktober di akhir bulan
kayak gini. Entah kenapa dua bulan belakangan ini rasanya energi gue semakin
berkurang, cepet lelah dan mood makin gak menentu. Mungkin ini tanda-tanda gue
butuh me-time kali ya. Udah lama banget gak me-time. Dan hari ini dengan
segenap perasaan gak menentu akhirnya bisa menyendiri untuk sesaat, walau
menyendirinya itu digunain buat ngerjain kerjaan rumah.
Sebenarnya
gue heran sama diri gue, kenapa akhir-akhir ini semakin lelah, lemas, dan
moody, padahal gue gak pernah sendiri, teman-teman gue selalu datang ke rumah
setiap harinya ada aja yang ke rumah, entah teman kampus ataupun teman rumah. Tapi
lama kelamaan gue capek. Tenaga gue seakan terkuras. Padahal ketika mereka ke
rumah pun gue gak banyak melakukan kegiatan yang berat, Cuma sekadar
mendengarkan, nemenin atau gue yang cerita, ya tipikal teman pada umumnya kalau
berkumpul.
Kalau
kembali ke beberapa bulan belakang, gue yang semula nyangka bagian dari
ektrovert, tapi kemudian ternyata lebih mirip ke ambivert, kini mungkin sisi
introvert gue yang lagi dominan. Gue butuh sendiri untuk charge energi. Hm,
sebenernya emang selama ini gue akan lebih bersemangat setelah me-time,
sendiri, entah diem, denger lagu, merenung, baca atau ngeblok. Cuma kadang sisi
gak enakan gue muncul dan mendominasi, apalagi jika itu berkaitan dengan orang
lain, khususnya teman yang gue anggap berarti.
Nah,
pagi tadi pun sebenarnya seorang teman gue mau main ke rumah, katanya mau
numpang istirahat, awalnya gue merasa gak enak karena nolak, tapi toh pada
akhirnya gue harus nolak, karena sebenarnya diri gue sendiri pun sedang butuh
ruang untuk menyendiri. Satu hal yang pada akhirnya ngebuat gue berani bersikap
asertif, karena gue teringat dengan perkataan dosen gue, “Sebelum menolong
orang, kita harus menolong diri kita sendiri terlebih dahulu,” mungkin dengan
menolak ini membuat gue bisa menciptakan ruang sendiri untuk sesaat.
Komentar
Posting Komentar