Opini tentang Sexual Harrassment

Sexual harrassement emang gak pernah ada habisnya, baik yang dilakukan secara langsung lewat cuit-cuitan yang nyebelin banget, maupun lewat media sosial lewat kata-kata yang nyeleneh dan ngeselin.
Kebanyakan korban ialah dari kalangan wanita. Dan betapa mirisnya yang seringkali disalahkan ialah wanita juga yang pada saat itu jadi korban.
Katanya, salah wanitanya lah kenapa begini begitu, alih alih cara berpenampilannya yang kerap disalahkan.
Kenapa gak dari pihak pelaku aja yang mencoba menundukkan pandangan atau menahan diri?
Belum lama, salah satu influencer yang cukup berpengaruh bagi gue jadi korban sexual harrassement di instagram miliknya. Dan dengan keberanian, dia mempublish kelakuan si pelaku yang ternyata bersembunyi dibalik fake account. Gue salut sama apa yang dilakuin gitsav ini, karena gak semua korban berani terbuka tentang apa yang dialaminnya itu. Dan sedihnya, disaat wanita yang saat itu sebagai korban mulai bersuara, malah mereka yang disalahkan. Dituduh lebay dan berlebihan. Ya ampun, yang kayak gini nih yang secara gak langsung jadi reinforcement atau penguat bagi para pelaku mempertahankan kebusukkannya.
Dan yang masih hangat ada kasus mbak via vallen yang juga jadi korban dari salah satu pesepak bola, gak penting siapa si pelaku, tapi yang jadi masalah adalah kelakuan si pelaku, dan kenapa juga banyak orang yang menyudutkan si mbak yang jadi korban ini. Apa karena si pelaku dari orang yang terkenal juga jadi banyak yang terkesan memaklumi apa yang dilakukan si pelaku dan lagi lagi menuduh si mbaknya lebay, berlebihan dan cari sensasi?
Gak jarang juga ada yang membandingkan kedua korban ini karena ada perbedaan dari cara penyampaian. Mengaitkan satu hal dengan hal lainnya. Salah satu yang bikin gue miris adalah ngebandingin penampilan dan pendidikan dengan cara penyampaian yang diutarakan kedua tokoh tersebut. Menurut gue kenapa salah kalau yang satu memang kepribadiannya lebih nyablak dibandingkan yang lain. Duh ya daripada sibuk menghujat mending sama-sama ngasih dukungan buat si korban karena hal ini juga bisa berdampak negatif ke psikologisnya korban.
Kenapa ya kok pada suka banget ngebanding-bandingin orang, padahal setiap orang itu beda, unik. Sampe tanpa sadar menyudutkan salah satu pihak, karena merasa apa yang dilakukannya itu salah, gak sesuai dengan ekspektasi yang mereka bayangkan. Lalu setelahnya timbul satu kesimpulan, yang sebenarnya belum tentu benar adanya.
Gue pun kadang melakukan hal itu ke diri gue. Gue sadar gue suka salah karena sering membandingkan diri dengan orang lain. Dan ternyata membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain itu perilaku yang menurut gue kurang tepat. Balik lagi karena setiap orang itu berbeda, unik.
Jadi mikir sendiri, Kebayang gak sih gimana perasaan orang yang kita banding-bandingin itu? Gimana susahnya buat mempertahankan apa yang ingin ia pertahankan, dan menjaga apa yang ingin dia jaga. Apalagi kasusnya yang dibanding-bandingin itu korban yang lagi cukup viral karena kasus yang masih marak dilakukan dan masih ada si pihak korban yang disalahkan.

Komentar

  1. Naisuuuu kakak,pertahankan bakatmuuu *padahalblombaca

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baca dulu baca wkwk. Makasih loh, sini bersajak bareng kita wakakak

      Hapus
  2. naluri adalah fitrah.. tetapi, juga kodrat manusia terutama lelaki untuk menahan diri serta meredam naluri tsb yang justru menjadi nafsu..

    netizen juga mungkin sama, nalurinya adalah untuk tetap eksis, tapi tidak mampu meredam bahkan berpikir dua tiga empat kali sebelum berbicara..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa. Mungkin emg harus belajar dari kitanya dulu, diri sendiri dulu kali ya kak gimana caranya biar gak menyakiti atau merugikan orang lain

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer