Syukur

Hai, malam readers. Kini di kolong langit Jakarta ku ingin berbagi kisah dengan kalian. Hari ini, ku menyusuri salah satu tempat perbelanjaan tuk sekedar menemani sepupu ku belanja*okeh ini abaikan aja* back to the topic. Tepat ku berjalan di tangga penyebrangan ku lihat ke sisi kiri ku berjalan di penuhi oleh para pedagang yang menjajakan barangnya dengan harga yg miring dari barang yang di jual di dalam pusat perbelanjaan itu. Lalu, mata ini tiba-tiba berhenti pada seorang nenek tua. Yah, seorang nenek tua yang seorang diri menjajakan makanan ringannya. Ingin rasanya mengajak nenek itu berbincang, namun karena kondisi yang tak memungkinkan membuat ku tak berani tuk bertanya lebih lanjut, hanya sempat membeli makanan yang dijajakan olehnya. Rasanya hati ini teriris melihatnya. Di bawah kolong langit Jakarta yang megah ini, dimana banyak bangunan raksasa menjulang yang seolah terlihat Jakarta ialah kota yang hebat, megah dan metropolitan. Namun, jika ditelusuri lebih jauh ternyata tidak demikian. Bagaimana tidak? Disini masih terdapat banyak rakyat sengsara, berlomba mengadu nasib demi sesuap nasi. Masih banyak rakyat yang membutuhkan uluran tangan dari sang dermawan agar bisa membantu kehidupannya. Hmm sudahlah terlalu panjang mungkin jika ku menumpahkan segala kata tuk menggambarkan Jakarta. Satu yang pasti, hari ini aku belajar banyak dari mereka tentang kerja keras dan selalu berusaha. Serta satu hal yang terpenting, yaitu syukur. Seperti firman-Nya dalam Qs. Ibrahim ayat 7 yang menjelaskan kalau kita bersyukur maka nikmat-Nya akan bertambah dan jika tak bersyukur maka azabNya sangat pedih.

Komentar

Postingan Populer